Review Jurnal
Review Jurnal Psikologi “KONTROL DIRI DAN KECENDERUNGAN KECANDUAN INTERNET”
Jurnal ini ditulis oleh Herlina Siwi Widiana (Fakultas Psikologi UAD), Sofia Retnowati (Fakultas Psikologi UGM), Rahma Hidayat (Fakultas Psikologi UGM) dan diposting dengan kumpulan jurnal lainnya di Humanitas : Indonesian Psychologycal Journal Vol.1 No. 1 Januari 2004:6-16. Kumpulan jurnal ini bisa dilihat disini Atau temukan di http://scholar.google.com.Pada review ini tugas utama saya adalah mengulas bagian “Pendahuluan” dari jurnal, namun agar pembaca semua dapat memahami jurnal ini secara keseluruhan maka saya akan menulis sedikit mengenai metode dan hasil dari penelitian.
Abstrak
Subjek dari penelitian ini adalah 70 mahasiswa laki – laki jurusan Teknik Elektro UGM semester 3 keatas (usia 18 – 24 tahun). Alat ukurnya ialah Skala Kecenderungan Kecanduan Internet dan Kontrol Diri. Lalu Analisis Datanya dilakukan dengan teknik korelasi product moment.
Setelah diuji ternyata skor kecenderungan kecanduan internet dengan skor kontrol diri menunjukkan adanya hubungan yang signifikan (rxy = -0.2030; p<0.05), ini berarti bahwa kontrol diri berpengaruh pada tinggi rendahnya kecanduan akan internet.
Pendahuluan
Penelitian ini ditulis dengan referensi dari peneliti lain yang telah mempublish hasil uji mereka yang berkaitan dengan kecanduan internet ataupun kontrol diri.
Menurut Young, kecanduan internet kini sudah menjadi fenomena umum dimana – mana, baik dirumah, kantor maupun sekolah. Bahkan mereka yang mengalami kecanduan akan alkohol memilih melampiaskannya pada internet yang dianggap lebih aman. Pada tahun 1992, American Psychological Association mengemukakan bahwa 6 persen dari pengguna dari internet mengalami internet addict. Dapat dibayangkan jika pada tahun 1999 saja ketika internet merupakan hal yang masih langka sudah bisa membuat penggunanya kecanduan, apalagi ditahun 2004 ketika penelitian ini dilakukan dimana perkembangannya sudah jauh lebih pesat.
Mereka yang mengalami intenet addict dapat menghabiskan waktu mereka selama berjam – jam setiap harinya demi melakukan aktivitas online. Maka pantas jika hasil penelitian Young mengatakan bahwa pecandu internet akan mengalami penurunan prestasi akademis, kinerja, bahkan kegagalan rumah tangga.
Sebelum penelitian yang sesungguhnya diadakan, peneliti melakukan survey awal pada enam subyek. Hasil yang didapat ialah sebagai berikut:
- Seorang subyek mengaku pernah melakukan chatting selama dua hari berturut – turut.
- Seorang subyek menyatakan sering mendownload program hiburan dan malah melupakan tugasnya.
- Satu orang merasa kebiasaan online nya sudah mengganggu hubungan dengan keluarga, penurunan prestasi akademik bahkan mengalami masalah finansial.
- Tiga lainnya mengatakan pernah membolos kuliah bahkan satu orang diantaranya tidak mengikuti ujian semester karena keasikan menggunakan internet.
- Perhatian tertuju pada internet (memikirkan aktifitas online sebelumnya atau berharap segera online).
- Ingin menggunakan internet dalam jumlah waktu yang semakin meningkat untuk mendapatkan kepuasan.
- Tidak dapat mengontrol, mengurangi, atau menghentikan penggunaan internet.
- Merasa gelisah, murung, tertekan atau lekas marah ketika mengurangi atau menghentikan penggunaan internet.
- Online lebih lama dari waktu yang diharapkan.
- Mempertaruhkan atau berani mengambil resiko kehilangan hubungan yang signifikan (orang terdekat, orang tua), pekerjaan, pendidikan, kesempatan berkarir karena internet.
- Berbohong terhadap anggota keluarga, terapis atau yang lainnya untuk menyembunyikan tingkat hubungan dengan internet.
- Menggunakan internet sebagai cara untuk melarikan diri dari masalah atau menghilangkan dysphoric mood (perasaan tidak berdaya, rasa bersalah, cemas, depresi).
- Perubahan gaya hidup yang drastis untuk menghabiskan waktu dalam internet yang lebih banyak,
- Penuh aktifitas fisik secara umum,
- Sikap mengabaikan kesehatan sebagai akibat aktivitas internet,
- Menghindari hidup yang penting untuk menghabiskan waktu yang lebih banyak dalam internet,
- Kurang tidur atau mengubah pola tidur untuk menghabiskan waktu dalam internet yang lebih banyak,
- Penurunan sosialisasi yang mengakibatkan kehilangan banyak teman,
- Mengabaikan keluarga dan teman,
- Menolak memperpanjang waktu yang tidak digunakan untuk internet,
- Mengidamkan waktu yang lebih pada komputer,
- Mengabaikan pekerjaan dan kewajiban personal.
Sedangkan Young membedakan pengguna internet menjadi dua, yaitu NON DEPENDENT (pengguna internet normal) dan DEPENDENT (pengguna internet adiktif). N-dependent menggunakan internet untuk kepentingan pekerjaan atau pendidikan, serta menjaga hubungan yang sudah terbentuk lama melalui komunikasi elektronik. Pengguna internet tipe ini menghabiskan waktu online 4 sampai 5 jam perminggu. Dependent menggunakan internet untuk hampir semua aspek komunikasi dan hiburan di hidup mereka. Mereka akan berkomunikasi, bertukar pikiran, dan mencari hiburan lewat internet. Penggunaan internetnya mencapai 20 hingga 80 jam perminggu, paling lama 15 jam per sesi online (16 kali lipat dari tipe N-Dependent). Seseorang bisa mencapai tipe Dependent ini secara bertahap, layaknya seorang alkoholik.
Nama Ahli | Penggolongan Pengguna Internet | Keterangan |
Suler | 1. Pengguna Internet Sehat | Aktivitas online tidak berlebihan |
2. Pengguna Internet Tidak Sehat | Aktivitas online berlebihan | |
Young | 1. Non-Dependent | Menggunakan internet secara bijak |
2. Dependent | Menggunakan internet untuk semua aspek komunikasinya, berapapun lama waktu yang dibutuhkan |
Berdasarkan penelitian dari Carnegie Mellon University, individu yang menjadi kecanduan akan internet mempunyai resiko tinggi untuk mengalami depresi. Mereka yang banyak menghabiskan waktu berjam – jam di dunia maya cenderung depresi karena tidak melakukan human contact (Hawari, dalam Komputek, 1999). Ketika online, mereka merasa bergairah, senang, bebas, serta merasa dibutuhkan dan didukung. Sedangkan sebaliknya, ketika offline, mereka merasa kesepian, cemas, tidak terpuaskan, bahkan frustasi.
Sebagaimana pecandu alcohol, subjek yang diteliti dalam penelitian Young akan menghindari aktivitas lain yang mengurangi waktu online mereka, karena mereka merasakan kegembiraan yang unik ketika online. Kecanduan internet juga membuat mereka sering berbohong mengenai waktu penggunaan internet, merasa gugup ketika online bahkan membayangkan untuk segera online. Hal ini membuat mereka mengalami masalah dengan pekerjaan, keuangan, serta sosialisasi.
Faktor yang membuat mereka menjadi internet addict antara lain adalah:
- Interaksi antara pengguna internet dalam komunikasi dua arah,
- Ketersediaan fasilitas internet,
- Kurangnya pengawasan,
- Motivasi individu pengguna internet,
- Kurangnya kemampuan indiviu dalam mengontrol perlaku.
Kontrol diri melibatkan tiga hal. Pertama, memilih dengan sengaja. Kedua, pilihan antara dua perilaku yang bertentangan; satu perilaku menawarkan kepuasan dengan segera, sedangkan perilaku yang lain menawarkan ganjaran jangka panjang. Ketiga, memanipulasi stimulus agar satu perilaku kurang mungkin dilakukan sedangkan perilaku yang lain lebih mungkin dilakukan (Skiner dalam Calhoun dan Acocella, 1990). Hal ini membuat perilaku individu menjadi lebih terarah.
Oleh karena itu, seseorang yang memiliki kontrol diri tinggi dapat menyeimbangkan dan mendisiplinkan dirinya dalam hal penggunaan internet. Mereka dapat mengatur perilakunya dengan bijak sehingga tidak online secara berlebihan dan tidak mengalami kecanduan.
Sedangkan mereka yang control dirinya rendah, sulit untuk mengarahkan dan menyeimbangkan diri antara dunia maya dengan dunia nyata. Bagi mereka, online sudah menjadi kebutuhan khusus sehari – hari yang tidak dapat diganggu gugat. Hal inilah yang menjadi cikal bakal akibat buruk yang timbul akibat internet addict.
Hipotesis : Ada hubungan negatif antara kontrol diri dengan kecenderungan kecanduan internet. Semakin tinggi kontrol diri semakin rendah kecendrungan kecanduan internet dan sebaliknya.
Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan metode sebagai berikut:
- Metode Dokumentasi, untuk mengungkapkan identitas subjek, lama penggunaan tiap kali online (lalu total perminggunya), aplikasi yang sering digunakan beserta alasan penggunaannya, dan keuntungan menggunakan internet.
- Metode Skala, untuk mengungkap kecendrungan kecanduan internet dan kontrol diri.
Hasil Penelitian
Hasil dari penelitian didapat sebagai berikut :
Variabel | Jumlah Subjek | Skor Maksimum | Skor Minimum | Rerata Hipotetik | Rerata Empirik | Deviasi Standar |
KKI | 70 | 52 | 148 | 126 | 93,8857 | 21,0517 |
KD | 70 | 79 | 123 | 87 | 102,3571 | 10,5019 |
hipotetiknya = 87. Hal ini menunjukan bahwa mahasiswa yang menjadi subjek penelitian ini
mempunyai kontrol diri yang tinggi.
- Untuk lama penggunaan internet, sejumlah 8,6 persen subjek menggunakan internet kurang dari satu tahun, sejumlah 78,5 persen subjek menggunakan internet lebih dari satu tahun, sedangkan 12,9 persen subjek tidak mencamtumkan lama menggunakan internet.
- Untuk waktu penggunaan internet secara eksesif, subjek yang menggunakan internet lebih dari 5 jam per minggu sejumlah 17,1 persen dengan rata-rata tertingi selama 42 jam perminggu yang dialami oleh seorang subjek, satu orang subjek selama 35 jam per minggu, satu orang 24 jam per minggu dan enam orang selama 10 jam per minggu. Subjek yang menggunakan internet kurang dari 5 jam per minggu sejumlah 65,7 persen, sedangkan 17,2 persen tidak mencantumkan rata-rata penggunaan internet perminggu.
Aplikasi | Jumlah Subjek (orang) | Presentase (%) |
World Wide Web | 59 | 84,3 |
Database search engine | 33 | 47,1 |
56 | 80 | |
Chat Rooms | 41 | 58,6 |
News Group | 20 | 28,6 |
Interaktive Games | 10 | 14,3 |
Dll (Linux) | 1 | 1,4 |
Tidak mengisi | 1 | 1,4 |
Total | 70 | 100 |
Berikut adalah tabel mengenai masalah yang ditimbulkan dalam penggunaan internet.
Masalah | Jumlah Subjek (orang) | Presentase |
Akademis | 24 | 34,3 |
Hubungan dengan orang lain | 5 | 7,1 |
Finansial | 14 | 20,0 |
dll (rekreasi/hiburan) | 2 | 2,9 |
Tidak mengisi | 25 | 35,7 |
Hasil Uji Analisis
Hasil uji normalitas dengan formula Kolmogorof-Smirnov pada variable kecenderungan kecanduan internet menunjukan harga Z sebesar 0,0649 (p>0,05), berarti skor variabel kecenderungan kecanduan internet mempunyai distribusi normal.
Lalu dilakukan Uji Linieritas untuk melihat apakah ada hubungan antara skor variabel control diri dan variabel kecendrungan kecanduan internet. Hasilnya harga F linieritas adalah 4,3174 (p>0,05) yang berarti hubungan kedua variabel linier.
Hasil Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis korelasi product moment dari Pearson. Hasil analisis menunjukan koefisiensi korelasi (rxy) sebesar 0,2030 (p=0,046). Hal ini menunjukan bahwa ada hubungan negatif yang signifikan antara control diri dengan kecenderungan kecanduan internet. Sehingga semakin tinggi kontrol diri, semakin rendah kecenderungan kecanduan internet.
Pembahasan
Berdasarkan dari hasil beberapa pengujian diatas dinyatakan bahwa ada hubungan negatif antara kontrol diri dengan kecenderungan kecanduan internet. Sehingga bisa dikatakan bahwa tingginya nilai control diri selalu diikut dengan rendahnya kecendrungan kecanduan internet (linier) dan sebaliknya. Hal ini sejalan dengan penelitian Young (1996b) bahwa pecandu internet kehilangan control diri dari penggunaan dari kehidupannya.
Kontrol diri adalah suatu proses pengendalian diri dari perilaku eksesif. Internet, yang notabene merupakan objek yang mampu memberikan kepuasan sangat mungkin membuat penggunaannya menjadi eksesif. Hasil penelitian Funder dan Block menyatakan keterampilan kognitif dan control impuls berperan penting untuk menunda perilaku yang termotivasi (seperti memakai internet).
Meskipun begitu, pengaruh control diri terhadap kecendrungan kecandua internet hanya sebesar 4,12 persen. Hal ini berarti ada faktor lain yang ikut mempengaruhi seperti kepribadian, lingkungan, interaksional dan situasional. Loytsker dan Aleloo mengatakan individu yang mudah bosan dan kesepian mempunyai kecendrungan yang lebih besar menjadi internet addict. Pecandu internet juga memiliki kepercayaan diri yang cukup tinggi ketika online karena tidak bersinggungan langsung secara fisik.
Berdasarkan penelitian Young menunjukkan bahwa orang yang depresi lebih menyukai internet karena tidak diperlukan perilaku non-verbal, ekspresi wajah, gerak isyarat, kontak mata dan tekanan suara sehingga tidak terlalu menekan. Mereka juga bisa mendapat dukungan sosial, serta pembentukan citra diri yang baru. Mereka dapat bertukar pembicaraan, menjadi pemberi nasihat tanpa takut opininya ditolak.
Pada tahun penelitian ini dilakukan (2004), internet masih menjadi alat komunikasi baru sehingga control diri pada penggunanya masih terbilang cukup. Selain itu sampling juga dilakukan tidak terlalu luas sehingga untuk sampling dari populasi lain (misal wanita 22 tahun keatas) mungkin menunjukkan hasil yang berbeda.
Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan yang telah disampaikan di atas, dapat disimpulkan bahwa ada korelasi negatif yang signifikan antara control diri dengan kecenderungan kecanduan internet sehingga dapat dikatakan semakin tinggi control diri maka semakin rendah kecendrungan kecanduan intenet dan sebaliknya, semakin rendah kontrol diri maka semakin tinggi kecenderungan kecanduan internet.
Link Jurnal
0 komentar:
Posting Komentar